Perasaan manusia itu
senantiasa berubah. Sesaat ia rindu lalu bosan, sebentar ia senang lalu berubah
menjadi benci. Namun demikian, satu kenangan tidak bisa terlupakan begitu saja
dari ingatannya. Satu cerita tidak akan bisa terlepas begitu saja dari kehidupannya
yang singkat. Rasa suka dan duka, manis dan pahit, terluka dan sembuh, selalu
mengendap dan membekas di dalam hatinya. Tidak bisa dibuang begitu saja seperti
barang bekas.
Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo’akannya walaupun
dia tidak berada disisi kita. Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan,
dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk
melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita ?
Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita
mencarinya. Itulah Cinta …
Jangan sesekali
mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali
menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak
mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka
telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah
dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah
disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan
untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia
meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu
pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu
sekarang selagi ada hayatnya. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan
bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita
harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi
bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan
kemarahan menjadi rahmat. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak
mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak
pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
Seandainya kamu ingin mencintai atau memiliki hati seseorang , ibaratkanlah
seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadangkala kamu mencium harum mawar
tersebut, tetapi kadangkala kamu terasa bisa duri mawar itu menusuk jari.
Hal yang
menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat
berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti
dan kamu harus membiarkannya pergi.
Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati,
sehingga kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena
perginya tanpa berkata lagi. Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia
sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya. Kisah silam tidak perlu diungkit lagi,
kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati. Hati-hati dengan cinta,
karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi
kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi
budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta PALSU.
Kemungkinan apa
yang kamu sayangi atau cintai tersimpan keburukan didalamnya dan kemungkinan apa
yang kamu benci tersimpan kebaikan didalamnya.
Cinta adalah
keabadian … dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dimiliki.
Siapapun pandai
menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta karena cinta
bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta hanya
dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.
Cinta mampu
melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan
meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta.
meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta.
Cinta
sebenarnya adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri dan
tidak merubahnya menjadi
gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan didalam dirinya. Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.
gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan didalam dirinya. Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.
Cinta bukanlah
kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut kemulut tetapi cinta adalah
anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
Bercinta memang
mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang
kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
Jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan, lebih baik cinta itu
tak pernah hadir. Sama halnya nih, lebih baik ditampar dengan kejujuran
daripada dikecup dengan kebohongan. Perkara cinta dikalangan anak muda pastilah
beragam macam problema yang di hadapi. Apalagi dikala putih abu-abu yang
memberikan kisah terindah dalam perjalanan hidup ini. Tak sedikit yang
menyatakan bahwa masa putih abu-abu lah yang paling mengesankan. Tapi, sesungguhnya tak ada yang abadi dan
mutlak. Semua itu relativitas. Hidup adalah sebuah perjalanan.
Seperti jarum jam yang berdetak, ia bergeser dari satu angka ke angka
berikutnya. Manusia itu selalu dipenuhi dengan relativitas. Apa yang saya
anggap manis belum tentu kalian anggap manis. Apa yang saya anggap menarik bahkan
belum tentu demikian untuk kalian. “Selera berbeda”, begitu kata kebanyakan
mereka. Padahal mata kita komponennya sama, pembuatnya sama, fungsinya sama,
barangkali hanya warna biji matanya yang berbeda. Namun hasil penilaian pada
masing-masing manusia akhirnya tetaplah tak pernah sama persis.
Kita
merupakan makhluk yang sangaat kecil. Pernah saya melihat ilustrasi mengenai
alam semesta. Awalnya bumi diperlihatkan sebagai tempat yang besar, lalu
kemudian diperlihatkan planet-planet yang lebih besar sehingga bumi hanya
seperti titik di tengah lautan hitam. Seketika saya tersadar, kalau bumi saja
sebegitu kecilnya, apalagi manusia yang ada di dalamnya. Lalu, dengan cara apa
saya menunjukkan eksistensi diri di muka bumi?
Ya,
akhirnya saya menemukan jawabannya. Pergerakan bermankna! Produktifitas! Itulah
hal yang membuat kita tidak menjadi sekedar titik noda di muka bumi. Manusia
memiliki akal dan cara bagaimana kita melakukan pergerakan itu.
Ah! Indah
banget, saya sampai bingung bagaimana mengungkapkan perasaan mengenai analogi
sederhana ini.
Nah,
semoga temen-temen pembaca mengerti maksud saya ya. Intinya, semua hal di dunia
ini bersifat relatif, dan ada ‘Sang Pengamat’ di suatu tempat ‘di sana’, dan
untuk membuat kita ‘menarik perhatian-Nya’, kita harus membuat suatu pergerakan
bermakna! Produktifitas!
Ya. Sungguh
beruntung bagi siapa saja yang jatuh cinta tetapi lengkap dengan kesejatiannya.
Ia tidak menginginkan kebahagiaan bagi
dirinya saja, tetapi justru bagi yang ia kasihi. Ia lebih mendahulukan yang ia
cintai dan rela menelan racun dunia ini hanya demi membahagiakan kekasih yang
ia cintai dengan tulus. Bahkan ia pun selalu memikirkan tentang keselamatan
diri kekasihnya, tidak hanya di dunia ini, tetapi juga di akherat nanti. Dengan
cara mengajaknya untuk selalu tunduk pada setiap aturan Tuhan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar